Bandung – Newshunter – Pada Selasa 19 November 2024, Mahasiswa & Buruh se Jawa Barat melakukan diskusi komprehensif pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) 2024 mengenai UU Cipta Kerja. Diskusi ini dihadiri oleh Ajad Sudrajat selaku Ketua Umum SBSI ’92 Jabar, Dion Untung Wijaya selaku perwakilan KSPSI Jabar, Pak Lucky selaku perwakilan Disnakertrans Jabar & Kang Rafi sebagai pakar Tenaga Kerja & Industri. Kondisi buruh di Indonesia menunjukkan dinamika baru yang mencerminkan persaingan antara kepentingan buruh, pengusaha, dan pemerintah. Putusan tersebut memuat sejumlah poin penting yang berdampak langsung pada buruh, seperti:
1. Pengaturan Upah dan Perlindungan Buruh
MK menetapkan bahwa kebijakan pengupahan harus melibatkan dewan pengupahan daerah untuk memastikan upah minimum yang layak. Selain itu, gubernur wajib menetapkan upah minimum sektoral, yang bertujuan memberikan perlindungan lebih baik bagi pekerja di sektor tertentu yang strategis.
2. Pengaturan Ketenagakerjaan Fleksibel
Keputusan terkait outsourcing dan durasi kontrak kerja dinilai memberikan perlindungan lebih bagi buruh, tetapi dikhawatirkan mengurangi fleksibilitas pengusaha dalam mengelola tenaga kerja. Hal ini dapat memengaruhi daya saing perusahaan di pasar global.
3. Hak-Hak Kerja dan Waktu Istirahat
Beberapa pasal UU Cipta Kerja yang sebelumnya kontroversial telah dinyatakan tidak sesuai dengan UUD 1945. Contohnya, pekerja kini memiliki hak atas waktu istirahat mingguan yang lebih jelas, yakni dua hari untuk lima hari kerja dalam seminggu.
Serikat buruh menyambut baik keputusan ini karena memberikan landasan hukum yang lebih kuat untuk perlindungan pekerja, termasuk hak atas penghidupan layak dan peningkatan upah minimum sektoral. Namun, mereka menuntut pengawasan ketat untuk memastikan implementasinya di lapangan.
Di sisi lain, pakar sangat khawatir perubahan ini meningkatkan biaya operasional dan menurunkan daya saing produk Indonesia, terutama di pasar internasional. Mereka menuntut kebijakan yang tetap fleksibel untuk mengelola ketenagakerjaan
Pemerintah yang diwakili Disnakertrans berjanji akan memberi formulasi baru yang akan mengakomodir kepentingan & hak-hak buruh terkait undang-undang baru yang terpisah dari UU Cipta Kerja. Ini dianggap peluang untuk menciptakan regulasi yang lebih adil, tetapi membutuhkan dialog intensif antara semua pihak
Kesimpulannya, putusan MK memberikan peluang untuk perbaikan sistem ketenagakerjaan yang lebih adil. Namun, realisasinya bergantung pada komitmen pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh untuk bekerja sama demi menciptakan keseimbangan antara kepentingan buruh dan kelangsungan dunia usaha.
***