Garut ,newshunter307.com – Perekrutan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang berada diwilayah korwil dua seperti yang terjadi di Kecamatan Pangatikan ,dan daerah lainnya diduga penuh rekayasa.
“Pipit siti paridah salah satu peserta PPS di Desa Sukarasa Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut yang dalam nilai CAT tertinggi dengan nilai 108 tidak lolos menjadi PPS ,ia menduga adanya rekayasa dan nepotisme dalam penerimaan PPS diwilayahnya.
“Saya menduga penerimaan PPS ini cuma formalitas saja, semua sudah di stel, proses penilaian wawancara pun kita tidak tau, berbeda saat melakukan tes CAT kita tau nilainya berapa sedangkan diwawancara penilainya terlalu subjektif tidak objektif,” ungkap Pipit siti paridah selasa (24/01/2023).
“Pipit siti paridah menganggap penilaian wawancara terlalu subjektif, karena hanya orang-orang yang memiliki rekomendasi saja yang bisa lolos menjadi PPS, ia pun sangat menyayangkan keputusan KPU Garut, tanpa,mempertimbangkan skor yang diperoleh saat tes CAT.
“Penilaian wawancara bagi saya pribadi terlalu subjektif, karena hanya orang-orang yang memiliki kedekatan dengan komisioner KPUD dan PPK saja yang bisa lolos, Meskipun ia memiliki skor yang tinggi saat CAT sungguh sangat tidak berpengaruh sama sekali, ketika sudah masuk kedalam tahapan wawancara ,” ucap Pipit .
Beredar informasi dari salah satu anggota PPK bahwa hasil pleno usulan PPS yang lolos tersebut merupakan orang-orang titipan dari KPU.
“Kami memiliki informasi sebelumnya dari salah satu anggota PPK yang menyebutkan bahwa orang-orang yang masuk kedalam PPS merupakan titipan dari KPU Garut berinisal A.
“Tentunya kalau memang itu benar adanya secara tidak langsung Tim KPU Garut telah melakukan tindakan keluar dari aturan PKPU diduga nepotisme,” ungkap Pipit kepada awak media.
“Pipit pun menambahkan, ia sangat menyayangkan orang yang lolos diwilayahnya bukanlah hasil Tes CAT dan Wawancara secara obyektip melainkan orang-orang kerabat family sedarah dengan KPU,
“Padahal dalam penilaiannya ada tanggapan masyarakat yang masuk kedalam kategori penilaian wawancara, logikanya kalau memang itu dilakukan banyak masyarakat yang tidak mengenal orang tersebut tetapi mereka bisa lolos menjadi PPS, buat apa di umumkan ke masyarakat ada perekrutan PPS kalau Toh jadinya, jalur keluarga yang di rekrut menjadi PPS ,ini sudah masuk dalam katagori pembohongan publik, kerena sudah tidak obyektip ini perekrutan PPS terparah terstruktur dan masiv karena hanya keluarga KPU yang bisa lolos ,” imbuhnya
“Dalam penilaian wawancara ada tanggapan masyarakat yang bisa menjadi nilai tambah untuk lolos menjadi anggota PPS, logikanya ketika orang-orang family keluarga KPU saja yang lolos, buat apa ada seleksi CAT dan wawancara ? kalau akhirnya jalur keluarga yang di loloskan, sedangkan yang tidak ada hubungan keluarga atau masyarakat umum, tidak lolos, tentu ini sangat mengganjilkan dan bukan contoh yang baik buat KPU ,” cetusnya
“Bagaimana masyarakat bisa memberikan tanggapan yang positif sedangkan mereka yang bisa lolos saja,merupakan keluarga KPU itu sendiri ,dan masyarakat juga harus tau dong bahwa perekrutan PPS kali ini, terindikasi adanya Nepotisme diwilayahnya tersebut ,” tutupnya.
“Sementara Ketua PPK Kecamatan Pangatikan Dadan farid ridwan ketika dimintai tanggapannya terkait hal tersebut mengatakan ,bahwa perihal hasil dari perekrutan calon PPS kami sudah jelaskan bahwa hasil akhir di lakukan oleh KPU Kabupaten Garut, karena kami cuma menjalankan tugas tugas untuk membantu KPU dalam proses perekrutan, diantaranya tempat dan lokasi tempat test wawancara ,” imbuhnya
“Semua para calon PPS yang hadir dalam acara pembukaan sebelum tes mulai, KPU Garut menjelaskan bahwa hasil dari kegiatan ini,nanti nya adalah keputusan KPU Kabupaten, PPK bukan yang menentukan kelulusan hasil, adapun nanti hasil pengumuman hasil telah ada, maka itu keputusan KPU, adapun keberatan silakan tanggapan masyarakat ke KPU selaku penyelenggara perekrutan calon anggota PPS ,” terangnya
“Selanjutnya
PPK di libatkan dalam wawancara pertama dalam penilaian kami sesuai dengan apa yang mereka jawab dari pertanyaan yang di berikan,karena ada point point kriteria nilai dalam setiap pertanyaan,untuk
Selanjutnya hasil semua di serahkan ke KPU yang merekap semua hasil nya,
“kami tidak tau berapa nilai akhir para peserta , dan kami pun tidak tau siapa yang lulus, kami menunggu hasil pengumuman resmi dari KPU Garut .
dan tadi malam menjelang pagi, pengumuman para calon PPS dikeluarkan, ya kami harus Terima apapun hasilnya, itu sudah keputusan dari KPU, memang banyak yang menanyakan kepada PPK tentang hasil pengumuman ini, kami menjawab itu kepasitas KPU ,karena kami bukan yang memberikan keputusan akhir ,” pungkasnya.
“Beredar informasi di kabupaten Garut bahwa di Desa Sukawangi Kecamatan Singajaya ada peserta PPS yang tidak ikut Tes Wawancara, namun bisa Lolos jadi PPS ,Amazing sekali KPU Garut, sampai berita ini di tayangkan ,KPU belum bisa di minta tanggapanya ( tim )
Sungguh 3D sekali. Viralkan
Kayana emang begitu…bukan hanya PPS saja dlm perekrutan PPK juga sama penuh rekayasa…sy ku juga ikutan test PPK dalam CAT rank ke 4…tapi dalam wawancara entah berapa nilainya jadi ngak lolos..jadi intinya testing dan setting sangat bertolak belakang dalam penentuan calon PPK dan PPS..100% penilaianya Subjektif saha nu nitip we ieu mah…
Memang begitu adanya. Lemah rekomendasi pemilik kepentingan ya wasallam… Gk hanya PPS, rekrutmen PPK juga seperti itu.