Garut,Newshunter307.com – Puluhan juta Baik dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOPD untuk Sekolah Menengah Atas di (SMAN) 2 Garut, menguap begitu saja setiap bulan puluhan juta dan setiap tahunnya hampir ratusan juta. Dana tersebut disinyalir hanya digunakan untuk berlangganan media massa cetak ( koran ) dan media online yang tak jelas kontribusinya terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Garut, senin 05/08/2024
Ironisnya, kendati keberatan dengan hal tersebut, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak ataupun menolaknya, Karena hal tersebut merupakan kebijakan musyawarah dengan komite mereka, yang diketahui oleh Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
“Kebijakan keharuskan berlangganan media massa cetak dan online tersebut, dibebankan kepada sekolah diduga dengan perhitungan jumlah siswa didik di sekolah. Sehingga, sekolah dengan jumlah siswa yang banyak, otomatis berlangganan media massa cetak ( koran ) tersebut menjadi lebih banyak, dari inpormasi yang di dapat dari pihak sekolah SMAN 2 Garut, tercatat ada sekitar 175 media masa cetak ( koran ) dan online menjalin kemitraan dengan sekolah, baik itu media dari Garut ,Sumedang, Tasik bahkan ada dari Bandung.
“Beberapa media yang tetap harus kami bayar setiap bulan sesuai yang terdata di sekolah, tapi medianya kadang datang kadang dititipkan kepada temannya. selain itu, isi beritanya juga sudah sangat jelas ketinggalan, tidak up to date, dan tidak sesuai dengan kebutuhan kami para guru dan anak-anak didik,anehnya ada media yang memberikan kwitansi scene ,bukan aslinya ,dan saya tak habis pikir, dan aneh satu orang bisa bawa 2,3 sampai 5 kwitansi scene media berbeda ,” keluh Dadan salah satu bendahara sekolah tersebut.
“Disinggung terkait uang darimana Rp 16 juta setiap bulan, sekolah harus di bebani untuk membayar kepada media dan dari mana sumbernya ,? Dadan” menyatakan itu dari dana BOPD Rp 3 juta ,sisanya dari komite sekolah kalau dari Dana Bos tidak bisa di gunakan untuk bayar media koran ,” imbuhnya
“Lanjut di katakan Dadan rata-rata, tabloid atau majalah langganan di sekolahnya ini bertema kriminal, hukum, politik hingga hiburan. Padahal, yang dibutuhkan oleh sekolah adalah media massa bertemakan pendidikan. Seperti yang diamanatkan dalam 13 asnap penggunaan dana BOS, yakni pengadaan/langganan media massa yang dapat mendukung dan memuat materi dunia pendidikan.
Lebih jauh di katakan Dadan, pihak sekolah seringkali kebingungan menghadapi pihak-pihak yang meminta tabloid atau majalahnya dapat masuk langganan di sekolahnya ini.
“Kami juga bingung, tak habis pikir kalau ditolak, mereka memaksa, dengan cara mencari-cari kesalahan kami. Karena kami tidak ingin berkepanjangan, akhirnya kami terima saja,” tegas Dadan.
“Dari segi peraturan, Dadan mengakui, peruntukkan dana BOS, pembelian majalah, tabloid atau pun koran sudah dianggarkan. namun, lanjutnya, pihak sekolah akan memprioritaskan dulu hal lebih penting dibanding berlangganan media massa cetak. Apalagi, media massa yang dilangganankan sama sekali tidak memiliki relevansi dengan dunia pendidikan.
“Sayangnya, pihak-pihak yang menawarkan koran ini seperti tidak mau tahu dan sampai saat ini, fenomena seperti itu masih berlangsung di semua sekolah di Kabupaten Garu ,” imbuhnya, Maka, jangan heran jika satu Sekolah menengah Atas ( SMA ) bisa menganggarkan uang belasan juta untuk berlangganan media cetak ( koran ),” pungkasnya. ( Irwi )