Newshunter307.com, Bogor,- Masyarakat Kabupaten Bogor beberapa bulan lalu diguncang oleh penangkapan seorang personel dari Rehabilitasi Kayva yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkotika jenis sabu. Personel tersebut, berinisial L, ditahan karena dugaan penggunaan narkoba. Kasus ini memicu seruan agar Kepolisian Resor (Polres) Bogor Kota mempertimbangkan kembali kerjasamanya dengan pihak Rehabilitasi Kayva demi menjaga kredibilitas dan keamanan para pengguna jasa rehabilitasi serta kepercayaan masyarakat luas.
Kehadiran personel yang terlibat narkoba dalam institusi rehabilitasi yang seharusnya menjadi tempat pemulihan dan penyembuhan korban penyalahgunaan, kini menimbulkan keresahan mendalam di kalangan keluarga yang menitipkan sanak keluarganya di tempat tersebut. “Bagaimana mungkin kami bisa percaya menitipkan anak-anak kami untuk direhabilitasi, sementara ada oknum di dalam Kayva yang justru diduga ikut menggunakan narkoba?” ujar salah seorang perwakilan keluarga korban yang enggan disebut namanya. Kamis (31/10/2024).
Untuk mengatasi krisis kepercayaan ini, sejumlah pihak mendesak agar seluruh personel Rehabilitasi Kayva, khususnya yang berperan dalam perawatan dan pemulihan korban penyalahgunaan narkoba, segera menjalani tes urine. Langkah ini dianggap penting untuk memastikan bahwa para personel tidak terlibat dalam praktik penyalahgunaan narkoba, sehingga dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga rehabilitasi tersebut.
Ketua Umum Mapan Indonesia (Masyarakat Peduli Anti Narkoba) PSF. Parulian Hutahaean, yang selama ini aktif mengkampanyekan gerakan anti-narkoba, turut menyoroti kasus ini. Ia mempertanyakan kinerja dan efektivitas Rehabilitasi Kayva, dengan menyebut bahwa transparansi atas jumlah pasien yang berhasil pulih dan kembali ke masyarakat selama tahun 2024 menjadi hal penting. “Kita perlu evaluasi berapa banyak yang benar-benar sembuh setelah direhabilitasi di Kayva. Jika masalah seperti ini masih ada, bagaimana mungkin masyarakat bisa tenang mempercayakan masa depan anak-anak mereka di sana?” ucapnya dengan nada kritis.
Saat ini, masyarakat dan para pegiat anti-narkoba berharap agar pihak Kepolisian Resor Bogor Kota segera mengambil langkah tegas terkait kerja sama dengan Rehabilitasi Kayva.
Hal ini tak hanya demi melindungi pasien rehabilitasi dan menjaga kredibilitas lembaga institusi POLRI dalam hal ini Polres Bogota, tetapi juga demi masa depan generasi muda yang lebih bersih dan sehat dari bahaya narkoba.