Diseminasi Hasil Kajian Tim Pakar Stunting di Garut: Upaya Percepatan Penurunan Stunting

GARUT,Newshunter307.com- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut menggelar diseminasi hasil kajian Tim Pakar Audit Kasus Stunting (AKS) pada Selasa (27/8/2024), bertempat di Aula DPPKBPPPA, Jalan Terusan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul. Acara ini menjadi bagian penting dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Garut.

Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana, menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan berbagai tim pakar, termasuk spesialis anak, kandungan, gizi, psikolog, serta perwakilan SKPD yang terkait dengan penanganan stunting. Kecamatan Cibatu dipilih sebagai lokus sampel kajian ini.

Yayan menjelaskan bahwa proses AKS diawali dengan identifikasi sasaran, meliputi calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi di bawah dua tahun (baduta), dan balita dari Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu. “Setelah identifikasi, dilakukan analisa untuk mengungkap penyebab stunting pada anak-anak tersebut,” ujar Yayan.

Hasil analisa ini akan menjadi acuan untuk tindakan selanjutnya dalam penanganan stunting, baik bagi calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, maupun baduta dan balita.

“Audit kasus stunting ini adalah sebagai upaya kita untuk menemukan solusi-solusi alternatif-alternatif setelah dilakukan analisa dan kajian, dan ini akan memberikan upaya-upaya untuk lebih mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Garut, jelas Yayan.

Saat ini, Kabupaten Garut tengah berupaya mencapai target penurunan angka stunting hingga 14%. Oleh karena itu, Yayan mengajak seluruh dinas terkait untuk berkolaborasi dalam mempercepat proses ini. “Kami berharap semua pihak dapat berkontribusi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” lanjutnya.

Di tempat yang sama, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga (Kesga) Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Sri Prihatin, mengungkapkan bahwa diseminasi hasil kajian AKS ini merupakan tugas rutin Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dilakukan dua kali dalam setahun. Pada semester pertama tahun ini, Kecamatan Cibatu menjadi fokus kajian.

Sri menekankan pentingnya intervensi sejak awal, terutama untuk ibu hamil yang berisiko tinggi, seperti yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau mengidap anemia, 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat jarang kehamilan).

“Faktor risiko ini harus segera diidentifikasi dan diintervensi agar tidak terjadi komplikasi saat melahirkan,” jelasnya.

Sri berharap rekomendasi yang disampaikan kepada OPD terkait di lingkungan Pemkab Garut dapat ditindaklanjuti dengan serius.

“Harapan kami memang ini betul-betul menjadi fokus untuk tindak lanjut upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Garut,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *